Senin, 05 April 2021

Ayam Hutan Merah | Nenek Moyang dari Berbagai Jenis Ayam Lokal

Ayam Hutan Merah

Ayam hutan merah diduga merupakan nenek moyang dari berbagai jenis ayam lokal yang tersebar di pelosok tanah air seperti ayam kampung, ayam pelung, ayam Sentul, ayam balenggek dll. Ayam hutan merah ini banyak dijumpai di daerah hutan tropis di Asia Tenggara, Jawa, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Semenanjung Malaysia dll. Biasanya ayam hutan hidup berkelompok, dan tiap kelompok dikepalai oleh satu ekor pejantan dengan 3-4 ekor betina dan beberapa anak. Ayam Hutan Merah ini termasuk plasma nutfah yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya.

Karakteristik

Karakteristik/ ciri fisik ayam hutan merah jantan adalah sebagai berikut: 

  • Bulu dada bagian bawah mempunyai warna dasar hitam dengan beberapa variasi bulu penutup merah atau kuning mengkilap pada leher, sayap dan punggung (bagian belakang), mempunyai bulu ekor yang melengkung dan lebat
  • Jengger tunggal bergerigi seperti gergaji dengan 4-6 gigi, berdiri tegak dan berkembang cukup bagus, berwarna merah dengan 2 buah pial yang terletak di antara kedua belah tulang rahang bawah
  • Cuping khas berwarna putih, yang menunjukkan kerabang telurnya berwarna putih
  • Konformasi tubuh ramping, dengan kaki panjang, kokoh, kuat dan halus teksturnya.

Pada ayam betina, mempunyai warna dasar bulu penutup coklat gelap dengan garis-garis hitam seperti kebanyakan ayam kampung.

Habitat

Ayam hutan merah di habitat alamnya lebih menyenangi daerah/tempat yang banyak mediakan fasilitas untuk melakukan kegiatan rutin, terutama untuk mengais, mencari makanan (butiran, biji-bijian dan batu-batuan), berjemur, kawin dan memlihara anak-anaknya, kegiatan bertengger di atas pohon dan istirahat. Habitat tersebut seperti hutan sekunder, hutan bamboo, perkrbunan kelapa sawit, karet, teh, kopi. Apabila ayam hutan betina akan berproduksi biasanya mereka mempersiapkannya dengan membuat sarang di atas pohon-pohon besar. Tiap kelompok ayam akan membuat sarang di tempat yang berbeda, karena masing-masing kelompok mempunyai wilayah kekuasaan yang berbeda.

Pakan

Ayam hutan merah adalah ternak omnivore (pemakan segalanya). Di habitat aslinya, ayam hutan biasa makan dengan apa yang tersedia di hutan/kebun seperti biji-bijian sebagai sumber energi, serangga/insek/larva, telur/cacing sebagai sumber protein dan daun-daunan, buah akar, umbi-umbian sebagai sumber gizi pelengkap. Ayam hutan ini cukup tinggi adaptasinya terhadap makanana yang kurang lengkap kandungan nutrisinya.

Perilaku

Perilaku ayam hutan merah yang jantan sangat dominan dalam melindungi betina dan anak-anaknya dari gangguan luar seperti pejantan lain, predator, pemburu dll. Perilaku ayam hutan setelah meninggalkan sarangnya di pagi hari adalah langsung mencari makanan. Ayam jantan cenderung mengais lubang yang besar dan dalam untuk mendapatkan makanana yang disukainya dan menunjukkan perhatiannya pada si betina. Setelah kenyang, sepanjang hari ayam hutan akan bertengger di ranting pohon.

Dalam sekumpulan ayam hutan merah, yang jantan akan mengeluarkan suara untuk mengatur kelompoknya, terutama dalam menarik perhatian betina. Suara ini juga menunjukkan daerah territorial/ daerah kekuasaan ayam tersebut. Kebiasaan ayam jantan bersuara (berkokok) pada pagi dan sore hari. Tidak banyak kegiatan yang dilakukan di malam hari selain tidur.

Secara umum, tingkah laku ayam hutan hamper sama dengan ayam domestifikasi. Ayam hutan dapat terbang jauh dari pohon ke pohon, lari cepat untuk menyelamatkan diri dan bertarung lebih baik daripada ayam domestifikasi. Sehingga memiliki tubuh yang ramping dengan kaki yang kuat dan kokoh.



Disarikan dari sumber: Karakteristik dan Tingkah Laku Ayam Hutan Merah di Dalam Kurungan (Rahayu, I).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar