Di tengah gempuran ayam
ras petelur yang mendominasi pasar, munculah satu nama yang kian santer
diperbincangkan di kalangan peternak unggas lokal: Ayam Kampung Elba.
Jangan terkecoh dengan label "kampung" pada namanya. Ayam yang satu
ini membawa janji produktivitas tinggi dengan citarasa yang familiar,
menjadikannya bintang baru di kandang-kandang Indonesia.
Memadukan Tradisi dan Kinerja
Ayam Elba, yang merupakan
singkatan dari nama penggagasnya (Lala) dan sentra pengembangannya (Batikan,
Temanggung), sejatinya adalah jenis Buff Leghorn. Ayam introduksi unggul ini
berhasil dikembangkan di Indonesia untuk mengisi ceruk pasar yang mendambakan telur
ayam kampung namun dengan performa produksi setara ayam ras.
Secara visual, Elba
menyerupai ayam kampung biasa, dengan variasi warna bulu cokelat muda hingga
kuning keemasan yang menarik. Namun, rahasia keunggulannya
terletak pada karakteristik genetiknya:
- Produktif Tanpa
Mengeram: Inilah fitur game-changer-nya. Berbeda dengan ayam kampung
lokal yang sering terhambat oleh sifat mengeram (broodiness), Elba
tidak memiliki sifat ini. Artinya, siklus bertelurnya berjalan mulus tanpa
jeda, memaksimalkan hasil harian.
- Target Produksi
Fantastis: Ayam Elba mampu mencapai produksi telur hingga 280-300 butir
per ekor per tahun. Angka ini jauh melampaui rata-rata ayam kampung
lokal yang hanya berkisar 125 butir per tahun.
- Bobot Telur Ideal: Telur yang
dihasilkan berbobot rata-rata 50-60 gram dengan cangkang berwarna putih,
menyerupai telur ayam Arab dan disukai pasar.
Catatan Peternak: Dengan tingkat produksi harian mencapai 70-85%,
Ayam Elba menawarkan Konversi Pakan (FCR) yang efisien. Konsumsi pakan
hariannya hanya sekitar 70 gram/ekor, lebih hemat dibandingkan ayam Arab
(80 gr) atau ayam buras lokal (90 gr).
Tantangan dan Kunci Sukses Budidaya
Meskipun menjanjikan,
beternak Elba bukan tanpa tantangan. Sebagai ayam petelur dengan performa
tinggi, ia memiliki kebutuhan manajemen yang lebih spesifik:
- Pakan Berkualitas
Tinggi: Untuk mencapai
puncak produktivitas 300 butir/tahun, Elba memerlukan pakan dengan
kandungan protein yang stabil, idealnya sekitar 17%. Pakan yang tepat adalah investasi, bukan sekadar pengeluaran.
- Manajemen Stres: Ayam Elba dikenal
sedikit lebih sensitif terhadap stres, seperti perubahan lingkungan atau
kebisingan. Lokasi kandang harus tenang, jauh dari keramaian, dan aman
dari predator.
- Kandang yang
Memadai: Sistem kandang battery
(baterei) atau panggung dengan ventilasi yang baik seringkali diterapkan
untuk mengoptimalkan kebersihan dan pengawasan. Kandang yang nyaman,
bersih, dan kering adalah kunci mencegah penyakit dan stres.
- Harga DOC Awal: Harga Day Old
Chick (DOC) Ayam Elba cenderung lebih mahal dibandingkan DOC ayam
kampung biasa, menuntut perencanaan modal yang lebih matang.
Kesimpulan: Ayam Kampung Rasa Ras
Ayam Kampung Elba hadir
sebagai solusi cerdas bagi peternak yang ingin meningkatkan skala usaha telur
ayam kampung tanpa mengorbankan kualitas dan citarasa lokal. Keunggulan
produktivitasnya yang tinggi, ditambah efisiensi pakan, menjadikannya pilihan
yang sangat menarik untuk investasi jangka panjang.
Bagi peternak pemula,
kesuksesan beternak Elba terletak pada komitmen terhadap kualitas pakan dan
manajemen kandang yang minim stres. Dengan perawatan yang tepat, Elba tidak
hanya akan mempercantik pekarangan, tetapi juga menjadi mesin penghasil telur
yang andal, memanen hingga 300 butir "emas putih" dalam setahun.
Ayam Elba membuktikan
bahwa inovasi genetik dapat berjalan beriringan dengan permintaan pasar
terhadap produk peternakan yang natural dan berkualitas.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar