Ayam Hutan Merah
Ayam hutan merah diduga merupakan nenek moyang dari berbagai
jenis ayam lokal yang tersebar di pelosok tanah air seperti ayam kampung, ayam pelung, ayam Sentul, ayam balenggek dll. Ayam hutan merah ini banyak dijumpai
di daerah hutan tropis di Asia Tenggara, Jawa, Bali, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Semenanjung Malaysia dll. Biasanya ayam hutan hidup berkelompok, dan
tiap kelompok dikepalai oleh satu ekor pejantan dengan 3-4 ekor betina dan
beberapa anak. Ayam Hutan Merah ini termasuk plasma nutfah yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya.
Karakteristik
Karakteristik/ ciri fisik ayam hutan merah jantan adalah
sebagai berikut:
- Bulu
dada bagian bawah mempunyai warna dasar hitam dengan beberapa variasi bulu
penutup merah atau kuning mengkilap pada leher, sayap dan punggung (bagian
belakang), mempunyai bulu ekor yang melengkung dan lebat
- Jengger
tunggal bergerigi seperti gergaji dengan 4-6 gigi, berdiri tegak dan berkembang
cukup bagus, berwarna merah dengan 2 buah pial yang terletak di antara kedua
belah tulang rahang bawah
- Cuping
khas berwarna putih, yang menunjukkan kerabang telurnya berwarna putih
- Konformasi
tubuh ramping, dengan kaki panjang, kokoh, kuat dan halus teksturnya.
Pada ayam betina, mempunyai warna dasar bulu penutup coklat
gelap dengan garis-garis hitam seperti kebanyakan ayam kampung.
Habitat
Ayam hutan merah di habitat alamnya lebih menyenangi
daerah/tempat yang banyak mediakan fasilitas untuk melakukan kegiatan rutin,
terutama untuk mengais, mencari makanan (butiran, biji-bijian dan batu-batuan),
berjemur, kawin dan memlihara anak-anaknya, kegiatan bertengger di atas pohon
dan istirahat. Habitat tersebut seperti hutan sekunder, hutan bamboo,
perkrbunan kelapa sawit, karet, teh, kopi. Apabila ayam hutan betina akan
berproduksi biasanya mereka mempersiapkannya dengan membuat sarang di atas pohon-pohon
besar. Tiap kelompok ayam akan membuat sarang di tempat yang berbeda, karena
masing-masing kelompok mempunyai wilayah kekuasaan yang berbeda.
Pakan
Ayam hutan merah adalah ternak omnivore (pemakan segalanya). Di
habitat aslinya, ayam hutan biasa makan dengan apa yang tersedia di hutan/kebun
seperti biji-bijian sebagai sumber energi, serangga/insek/larva, telur/cacing
sebagai sumber protein dan daun-daunan, buah akar, umbi-umbian sebagai sumber
gizi pelengkap. Ayam hutan ini cukup tinggi adaptasinya terhadap makanana yang
kurang lengkap kandungan nutrisinya.
Perilaku
Perilaku ayam hutan merah yang jantan sangat dominan dalam
melindungi betina dan anak-anaknya dari gangguan luar seperti pejantan lain,
predator, pemburu dll. Perilaku ayam hutan setelah meninggalkan sarangnya di
pagi hari adalah langsung mencari makanan. Ayam jantan cenderung mengais lubang
yang besar dan dalam untuk mendapatkan makanana yang disukainya dan menunjukkan
perhatiannya pada si betina. Setelah kenyang, sepanjang hari ayam hutan akan
bertengger di ranting pohon.
Dalam sekumpulan ayam hutan merah, yang jantan akan
mengeluarkan suara untuk mengatur kelompoknya, terutama dalam menarik perhatian
betina. Suara ini juga menunjukkan daerah territorial/ daerah kekuasaan ayam
tersebut. Kebiasaan ayam jantan bersuara (berkokok) pada pagi dan sore hari. Tidak
banyak kegiatan yang dilakukan di malam hari selain tidur.
Secara umum, tingkah laku ayam hutan hamper sama
dengan ayam domestifikasi. Ayam hutan dapat terbang jauh dari pohon ke pohon,
lari cepat untuk menyelamatkan diri dan bertarung lebih baik daripada ayam
domestifikasi. Sehingga memiliki tubuh yang ramping dengan kaki yang kuat dan
kokoh.
Disarikan dari sumber: Karakteristik dan Tingkah Laku Ayam Hutan Merah di Dalam
Kurungan (Rahayu, I).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk " Ayam Hutan Merah | Nenek Moyang dari Berbagai Jenis Ayam Lokal"
Posting Komentar