Ayam lokal berperan penting sebagai bahan pangan sumber protein, selain sebagai tabungan waktu paceklik, dan ternak kesayangan. Ayam lokal juga bermanfaat sebagai sumber daya genetik yang sangat berharga sehingga perlu di lestarikan dan dikembangkan. Di banyak tempat, ayam lokal merupakan salah satu pelengkap dalam upacara tradisional dan keagamaan.
Asal Usul Ayam Peliharaan
Berdasarkan analisis variasi sekuen D loop mitokondria diketahui bahwa domes tikasi ayam dimulai di Asia Selatan (Lembah Indus) dan lembah Sungai Kuning/Henan Cina (Hanotte 2002) dan Indonesia (Sulandari et al. 2007). Ayam lokal di Eropa, Afrika, dan negara-negara Timur Tengah (Turki, Suriah, Yordania, Israel, Palestina, Irak, Georgia, Armenia, dan Azerbaijan) berasal dari Asia Selatan, sedangkan ayam lokal Jepang berasal dari Cina (Hanotte 2002). Ayam lokal Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) oleh penduduk setempat dan memiliki ciri yang sangat berbeda dengan ayam dari negara lain (Sulandari et al. 2007).
Ayam Lokal lndonesia
Di Indonesia terdapat berbagai jenis ayam lokal, baik yang asli maupun hasil adaptasi yang dilakukan puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Ayam lokal yang tidak memiliki karakteristik khusus disebut sebagai ayam kampung. Masyarakat perdesaan umumnya memelihara ayam kampung untuk mendapatkan daging, telur maupun sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat diuangkan.
Ayam lokal dapat digolongkan sebagai tipe pedaging (pelung, nagrak, gaok, dan sedayu), petelur (kedu hitam, kedu putih, nusa penida, nunukan, merawang, wareng, dan ayam sumatera), dan dwiguna (ayam sentul, bangkalan, olagan, kampung, ayunai, melayu, dan ayam siem). Selain itu dikenal pula ayam tipe petarung (ayam banten, ciparage, tolaki, dan bangkok) dan ternak kegemaran/hias, seperti ayam pelung, gaok, tukung, burgo, bekisar, dan walik.
Ayam lokal merupakan aset yang sangat berharga dalam pembentukan bibit unggul ayam lokal yang terbukti mampu beradaptasi pada lingkungan setempat (Nataamijaya 2000). Peningkatan produk tivitas ayam melalui manipulasi genetik, fisiologis, dan lingkungan dapat menurunkan keragaman sumber daya genetik ternak. Oleh karena itu, konservasi sumber daya genetik untuk mempertahankan keragaman genetik perlu dilakukan secara berkelanjutan (National Research Council 1993).
Ayam lokal, terutama ayam lokal spesifik, perlu dilindungi dari pengurasan populasi yang dapat berujung pada kepunahan (Nataamijaya 2006). Sebagai contoh, populasi ayam sentul saat ini diperkirakan kurang dari 1.000 ekor, ayam kedu putih kurang dari 100 ekor, dan ayam ciparage sudah punah. Konservasi juga harus dilakukan karena adanya dua tantangan yang perlu diatasi, yaitu permintaan akan produk ternak yang terus meningkat serta berkurangnya sumber daya genetik di hampir seluruh dunia (Subandriyo 2003).
Ayam lokal memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Bahkan di banyak daerah, ayam lokal merupakan satu-satunya sumber pendapatan tunai pada musim kemarau panjang. Hasil penelitian di Batumarta, Sumatera Selatan, menunjukkan bahwa komposisi populasi ayam lokal yang dipelihara peternak pada umumnya adalah pejantan 4,50%, induk betina 15%, ayam muda 57%, dan anak ayam 25% (Nataamijaya et al. 1986). Dari total populasi ayam lokal 290 juta ekor di Indonesia, sekitar 43 juta ekor di antaranya adalah induk betina. Apabila kita mampu memperbaiki cara budi daya dengan menerapkan biosecurity, vaksinasi, dan pemakaian creep feeder untuk anak ayam pada 20 juta ekor induk saja maka dalam satu tahun penyelamatan aset dan nilai tambah yang diperoleh tidak kurang dari Rp5 triliun. Penggunaan creep feeder dimaksudkan agar hanya anak ayam yang dapat mengonsumsi pakan yang khusus diperuntukkan bagi anak ayam. Hal ini karena kematian anak ayam pada pemeliharaan secara tradisional antara lain karena kalah bersaing dengan ayam dewasa dalam memperoleh pakan (Nataamijaya et al. 1986).
Sumber: “Pengembangan Potensi Ayam Lokal Untuk Menunjang Peningkatan Kesejahteraan Petani” (Achmad Gozali Nataamijaya).
Belum ada tanggapan untuk " Sumber Daya Genetik Ayam Lokal"
Posting Komentar