Untuk meningkatkan produktivitas ayam lokal diperlukan upaya perbaikan mutu genetik, pakan, budi daya, dan pengendalian penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian ayam lokal yang telah dilakukan di Indonesia.
Perbaikan Mutu Genetik
Ayam lokal Indonesia mempunyai karakteristik morfologis dan produksi yang berbeda. Populasi ayam kampung lebih tinggi dibandingkan dengan ayam lokal spesifik lokasi, namun laju pertumbuhan badannya lambat. Untuk itu, dilakukan persilangan ayam pelung jantan dengan ayam kampung betina di daerah transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan. Kegiatan ini menghasilkan keturunan yang pada umur 20 minggu pertumbuhan badannya 20% lebih cepat dibanding ayam lokal. Sebagai tetua dan sumber daya genetik, ayam pelung asli tetap dipertahankan serta dikembangbiakkan dan telah menjadi situs pelestarian sumber daya genetik dan pembibitan pertama di Sumatera. Salah satu kelebihan ayam pelung adalah suaranya merdu dan khas. Suara ayam pelung dapat dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai dasar dalam penilaian kualitas suara, yaitu kukudur, kukulir, dan tetelur.
Upaya memperbaiki sifat genetik ayam kampung melalui persilangan dengan ayam ras juga telah dilakukan di Sulawesi Selatan, dan menghasilkan keturunan yang disebut Kalosi Pute. Ayam ini mulai bertelur pada umur 5,50 bulan dan mampu menghasilkan telur 180 butir/tahun.
Perbaikan Pakan
Pakan khusus ayam lokal sulit diperoleh di perdesaan sehingga peternak menggunakan pakan ayam ras yang harganya mahal dan tidak efisien. Untuk mengatasi masalah tersebut, pakan ayam ras petelur 100% hendaknya hanya diberikan pada anak ayam lokal sampai umur 1 minggu. Selanjutnya, pakan dicampur dedak halus dengan rasio 1 : 1, ditambah Ca (2%) dan P (1 %). Cara ini dapat menghemat biaya pakan 25% dan meningkatkan pendapatan sekitar 30%.
Kandungan protein kasar dan energi metabolis menentukan kualitas pakan, kinerja ayam, dan efisiensi produksi. Dalam pemeliharaan secara intensif, ayam betina lokal memerlukan 1315% protein kasar dengan energi metabolis 2.400 2.500 kkal/kg pakan, disesuaikan dengan tingkat produktivitas dan kondisi lingkungan setempat. Makin cepat pertumbuhan ayam, makin efisien pemanfaatan pakannya.
Perbaikan Budi Daya
Untuk meningkatkan produksi ayam lokal, diperkenalkan sistem pemeliharaan setengah terkurung di daerah transmigrasi Batumarta. Pada saat tanaman pangan masih rentan terhadap gangguan unggas, ayam dibatasi ruang geraknya di sekitar halaman kandang yang dipagari dan diberi pakan 75 g untuk dewasa, 40 g untuk yang muda, dan 25 g untuk anak per ekor per hari. Selepas periode tersebut ayam dilepas agar mampu mencari pakan tambahan di sekitar pekarangan rumah. Kandang dibangun secara sederhana dengan memerhatikan persyaratan kebersihan kandang. Pengendalian penyakit dilakukan dengan vaksinasi ND strain La Sota dan pengobatan dengan sulfa dan antibiotik untuk penyakit parasit dan bakteri.
Dengan sistem ini, produksi telur meningkat 40%, produksi anak ayam pada umur potong meningkat 250%, tingkat kematian turun 44%, dan pendapatan dari penjualan ayam siap potong meningkat 200%. Selain itu, tanaman terhindar dari kerusakan akibat gangguan ayam.
Dengan sistem semiintensif, produksi telur ayam pelung meningkat lebih dari 200%, dari sekitar 30 butir menjadi lebih dari 90 butir/ekor/tahun, dan daya tetas telur meningkat 86,40%. Sistem integrasi tanaman pangan, perkebunan, sapi, kambing, dan ayam lokal meningkatkan pendapatan petani di daerah transmigrasi Batumarta sebesar 25%.
Pengendalian Penyakit
Good farming practices dan biosekuriti sulit diterapkan pada pemeliharaan ayam lokal secara umbaran. Namun, dengan pendayagunaan kelompok peternak disertai dengan program yang berkelanjutan, angka kematian ayam menurun hampir mencapai 70% di daerah transmigrasi Batumarta. Vaksinasi ND pada ayam lokal dapat meningkatkan pendapatan, sedangkan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh cacing, protozoa, dan bakteri dapat menggunakan obat-obat sulfa dan antibiotic.
Potensi khasiat obat-obat alami/ fitofarmaka juga terus digali. Pemberian kunyit pada pakan dengan proporsi 0,02% dan lempuyang 0,08% dapat mencegah kematian akibat penyakit dan meningkatkan kinerja sehingga menambah pendapatan dari penjualan anak ayam. Penambahan tepung bawang putih 0,02% dalam pakan meningkatkan kinerja dan mengurangi angka kematian anak ayam hingga 0%. Penambahan tepung kencur 0,50% dan tepung bawang putih 0,02% mencegah kematian akibat penyakit dan meningkatkan pendapatan sebesar 25%. Pemberian tepung lempuyang 0,08% dalam pakan menurunkan angka kematian dan meningkatkan pendapatan sebesar 15%. Senyawa aktif dalam tanaman obat yang berfungsi sebagai antimikroba adalah kurkumin pada kunyit dan alisin pada bawang pu tih, sedangkan antiradang zerumbon terdapat pada lempuyang. Pemanfaatan tanaman berkhasiat obat/fitofarmaka sangat penting seiring meningkatnya kesadaran konsumen akan bahaya residu obat kimia pada produk pangan.
Sumber: “Pengembangan Potensi Ayam Lokal Untuk Menunjang Peningkatan Kesejahteraan Petani” (Achmad Gozali Nataamijaya).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Upaya Peningkatan Produktivitas Ayam Lokal"
Posting Komentar