Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung
Ayam kampung banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat beternak/memelihara ayam kampung biasanya dengan alasan untuk mengisi waktu luang, pekerjaan sampingan atau bahkan ada juga yang menjadi pekerjaan utama.
Gambar oleh klimkin dari Pixabay
Sistem pemeliharaan ayam kampung secara umum dan banyak dipraktekkan di masyarakat ada tiga jenis, yaitu secara ekstensif, semiintensif dan intensif.
1. Sistem Ekstensif
Sistem ini biasanya dikenal juga dengan pemeliharaan secara tradisional. Ayam kampung hanya dilepas begitu saja di pekarangan atau kebun. Pada saat sore hari, ayam akan pulang sendiri ke kandangnya. Jadi pemilik tidak perlu repot-repot menyediakan tempat khusus dan juga pakan karena pakan mengandalkan pakan alami yang ada di alam. Kalaupun perlu menyediakan pakan biasanya hanya bekatul atau sisa-sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi oleh manusia.
Biasanya, ayam yang dipelihara secara ekstensif lebih tahan penyakit. Namun dari sisi produksi dan lama produksi, sistem ini tidak bisa diandalkan. Lebih-lebih jika harus memelihara ayam dalam jumlah yang banyak.
2. Sistem Semiintensif
Sistem pemeliharaan dengan sistem ini sudah agak maju. Dalam sistem pemeliharaan cara ini sudah ada campur tangan pemilik dan juga perlu pengetahuan untuk meningkatkan produksi ternak. Namun dalam cara ini, ternak masih dilepas walaupun tidak sebebas sistem pemeliharaan ekstensif.
3. Sistem Intensif
Dalam sistem intensif, diperlukan keterlibatan pemilik secara penuh, mulai dari bibit, kandang, pakan, obat-obatan. Dengan sistem ini, diperlukan modal yang cukup serta pengetahuan yang memadai dalam bidang ternak ayam.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk " Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung"
Posting Komentar